Renungan Kelana Sabda, Selasa 26 Desember 2023
Dipanggil Menjadi Saksi dan Mewartakan Allah
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama
|
|
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22. BcO Kis 6:8-7:2a,44-59 |
|
Warna Liturgi Merah |
Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan, hari ini Gereja Katolik merayakan pesta St. Stefanus sebagai Martir pertama dalam Gereja. Dalam Bacaan pertama dari Kisah Para Rasul, dikisahkan bahwa Stefanus dalam pelayanan dan pewartaan kabar gembira mengadakan mujizat dan tanda kepada banyak orang serta memiliki hikmat Roh Kudus dalam dirinya. Namun, kesaksian St. Stefanus membuat orang Yahudi yang disebut jemaat Liberti mempertentangkan ajarannya dan bahkan mahkama agama merasa sakit hati dengan kesaksiannya. Kemudian mereka yang mempertentangakan ajarannya menyeret dia dan melemparinya dengan batu sampai mati. Sebelum wafat, St. Stefanus berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku”. Sedangkan dalam bacaan Injil pada hari ini, Yesus mengajarkan untuk tetap waspada terhadap semua orang yang mempertentangkan, melawan dan tidak menerima para utusan dan ajaran-Nya.
Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan, Yesus telah hadir dalam hidup kita dalam peristiwa Natal melauli rahim St. Perawan Maria. Dalam peristiwa agung itu, Allah hadir untuk menyapa dan menyatakan kasih-Nya terhadap manusia agar mereka boleh mengalami kesatuan kembali dengan Allah serta mendapatkan keselamatan. Kehadiran Yesus Kristus ini kita sambut dengan penuh sukacita, kegembiraan dengan banyak cara sebagai ungkapan bahwa kita menerima kehadiran-Nya. Kehadiran Yesus membawa misi Kerajaan Allah, Kabar Gembira, pelayanan, membuat mujizat dan banyak hal lainnya supaya segenap makhluk khususnya manusia memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, kita semua sebagai orang yang percaya kepada Kristus, dipanggil untuk menjadi saksi-Nya. Kesaksian itu kita perlihatkan melalui pewartaan, cara hidup, sikap, tutur kata, perbuatan dan terutama iman kita kepada-Nya. Kita tahu bahwa pada dunia dewasa ini, tugas untuk mewartaan kerajaan Alah, mewartakan kabar gembira bukanlah perkara yang mudah. Kita akan diperhadapkan pada berbagai tantangan, di antaranya adalah penolakan-penolakan, persaingan, teknologi, harta-kekayaan dan peristiwa-peristiwa dalam hidup yang membuat iman kita runtuh. Namun, bersama St. Stefanus kita berani menyerahkan diri, pasrah dan menaruh segalanya di hadapan Allah serta yakin bahwa Roh Kudus akan selalu menyertai kita. Semoga hidup kita terus memberikan kesaksian akan cinta-kasih Allah dan Kabar Gembira keselamatan kepada semua orang yang dijumpai. Amin. (C.H)
Pace e bene