Renungan Harian Kelana Sabda, Kamis 9 April 2020
Bacaan I: Yes. 61:1-3a,6a,8b-9
Bacaan Injil: Luk. 4:16-21.
Makna Pelayanan Cinta
Sebelum masuk sengsara-Nya, Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada murid-Nya termasuk Yudas. Ia dianggap belum bersih, karena pada perjamuan kasih itu ia sedang merencanakan suatu penghianatan terhadap Guru dan Tuhannya. Ada pertentangan sikap diantara dua pribadi yang hadir dalam ruang perjamuan cinta kasih itu, yaitu sikap pelayanan dari “Yang Mencintai’ (Yesus) dan sikap penghianatan dari “yang dicintai” (Yudas).
Kita dapat menggambarkan kepedihan hati Yesus ketika yang menyerahkan Dia ke tangan musuh adalah salah seorang yang telah dipilih-Nya menjadi rasul. Yesus tampil sebagi yang Mahatahu, sebaliknya para murid tampak begitu lamban memahami saat-saat yang semakin menakutkan, dimana Yesus akan mengalami kesengsaraan. Petrus tidak menangkap tindakan Yesus, para murid juga salah duga tentang Yudas dan kepergiannya dari ruang perjamuan. Mereka tidak tahu bahwa Yudas sedang merencanakan sesuatu yang jahat terhadap Guru dan Tuhannya.
Meskipun Yesus tahu akan semuanya, tetapi Yesus tetap mencintai mereka dengan membasuh kaki mereka dan memberikan Tubuh dan darah-Nya. Kedua tindakan ini artinya sama yaitu wujud kehendak Allah untuk menunjukkan cinta-Nya sehabis-habisnya. Dan yang menarik lagi dalam dua kesempatan ini Yesus meminta agar kitapun melakukan hal yang sama (Yoh 13:15).
Yesus memanggil kita untuk menyerahkan diri seutuhnya. Ia menghendaki agar cinta kita sama utuhnya, sama sempurnanya seperti cinta-Nya sendiri. Ia menghendaki agar kita membungkuk sampai ke tanah dan pergi ke tempat-tempat yang membutuhkan pembasuhan. Ia menghendaki agar kita saling mengatakan “ Makanlah dari diriku dan minumlah dari diriku pula”. Dengan saling memberikan diri sebagai makanan dan minuman ini, Ia menghendaki agar kita menjadi satu tubuh dan satu Roh yang dipersatukan oleh cinta Allah.
Pace e Bene
Sdr. Alfonsius F.A. Putra, OFM