Renungan Harian Kelana Sabda, Sabtu 13 Juni 2020
Injil Matius, 5:33-37
Berkata Jujur dan Bertindak Benar
Orang yang hidupnya jujur dapat dilihat dalam ucapan dan sikap yang mengarah pada kenyataan yang sebenarnya seperti yang telah disampaikannya. Hal ini tidak terlepas dengan sebuah janji atau sumpah yang diwujudkan oleh seseorang. Dalam perjalanan hidup kita, pastinya kita mengalami entah itu dalam diri kita sendiri atau pun orang lain ketika mengucapkan kata janji atau sumpah yang diucapkannya. Misalnya saja, seorang yang sedang berkampanye dalam masa pra pemilihan untuk menjadi pemimpin tertinggi di suatu daerah atau wilayah tertentu. Pada masa-masa itu, seseorang berusaha untuk menggait banyak orang sebagai pendukungnya dengan ucapan janji atau sumpah diucapkannya. Sebuah janji atau sumpah itu akan meyakinkan orang lain, sehingga dapat mempengaruhi siapapun. Pastinya bahwa isi dari janji-janji itu mengarah pada kebaikan, yang dapat mengubah apapun dan siapapun pada tujuan dan tahap selanjutnya.
Dalam kehidupan kita, seringkali kita terbuai oleh janji-janji orang lain tanpa harus memikirkan apa yang terjadi setelah janji atau sumpah itu diucapkannya. Apakah kita yakin bahwa janji atau sumpahnya dapat terwujud dalam tindakannya? Jawabannya tentu saja ‘’iya’’ dan ‘’tidak’’. Sebab seringkali janji hanya sekedar janji dan kata-katanya tidak selamanya mengikuti dalam tindakannya secara nyata. Hal ini pun, meningatkan kita bahwa seringkali kita mengucapkan kata janji atau sumpah kepada orang lain. Dengan memberikan harapan dan keyakinan melalui kata-kata, namun belum tentu kita dapat mewujudkan sesuai dengan apa yang kita ucapakan itu. Entah itu lupa atau tidak, sengaja atau tidak, kita pasti mengingkari janji atau sumpah tersebut. Maka penting bagi kita untuk kembali melihat diri kita sendiri juga orang lain, dalam setiap ucapan janji-janji atau sumpah kita kepada orang lain, dan sebaliknya orang lain kepada kita.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus kembali menegaskan ucapan janji dan bersumpah palsu yang seringkali tidak berkenan di hadapan Tuhan. Yesus menginginkan janji itu menjadi sebuah kenyataan yang dapat diperbuat dan dirasakan oleh orang lain. Janji tidak terlepas juga dengan kesetiaan setiap orang untuk terus menerapkan dalam hidupnya dengan memiliki komitmen yang pasti sesuai dengan janjinya. Seringkali ucapan janji atau sumpah itu tidak sesuai dengan tindakan selanjutnya. Kita seringkali mengingkari janji kita sendiri, sebab tidak dapat mewujudkannya setelah mengucapkan janji tersebut. Dalam perjalanan panggilan hidup kita, selain kita ingkar janji terhadap orang lain, kita juga mungkin ingkar janji terhadap Tuhan yang kita imani. Ketika menerima sakreman-sakramen dalam Gereja, kita pernah bahkan sering mengucapkan kata janji atau sumpah kepada Tuhan sendiri. Kita hendak berjanji untuk tetap setia mengikuti-Nya serta dapat melaksanakan kehendak-Nya. Namun seringkali kita seakan-akan lupa dan tidak melaksanakan janji atau sumpah yang kita ucapkan kepada-Nya. Semoga kita tetap setia dalam janji-janji dan dapat mewujudkannya dalam kehidupan kita sehari-hari secara nyata, sehingga kita tidak dikatakan sebagai seorang yang bersumpah palsu seperti digambarkan dalam bacaan Injil hari ini. Semoga demikian.
Pace e bene,
Sdr. Afri Papak, OFM