Renungan Minggu Paskah II, Minggu 19 April 2020

Bacaan I : Kis. 2:42-47

Bacaan II : 1Ptr. 1:3-9

Bacaan Injil : Yoh. 20:19-31.

Berbahagialah yang Tidak Melihat namun Percaya

Saudara/i-ku yang terkasih,

Saya mengajak kita untuk merenungkan apa yang dikatakan Yesus terkait dengan tindakan iman dari Tomas Rasul. Ia tidak percaya akan kesaksian dan pewartaan para murid yang lain. Ia meminta bukti dan pada akhirnya bukti yang diharapkan itu dinyatakan kepadanya. Dari sana, Ia menyatakan kepercayannya: Ya Tuhanku dan Allahku. Apa yang terjadi pada Rasul Tomas melahirkan kata-kata yang membawa kebahagiaan untuk kita semua. Yesus mengatakan  “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya”. Jadi karena Rasul Tomas yang kurang percaya itu, kita mendapatkan kata-kata yang membahagiakan kita. Yesus mengatakan: “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya”.

Saudara/i-ku yang terkasih.

Ketika Yesus mengatakan bahwa berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya, tidak secara langsung Yesus mau mengatakan bahwa berbahagialah mereka yang mendengarkan pewartaan tentang Aku. Di sini persis kelemahan Rasul Tomas, karena ia tidak percaya dengan kesaksian dan pewartaan para murid yang lain.

Saudara/i-ku yang terkasih,

Apa yang dikatakan Yesus nyata di dalam para pendengar surat rasul Petrus. Rasul Petrus berkata: “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Dan  Kamu Percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu”. Para pendengar Petrus walaupun belum melihat Yesus: mereka Percaya kepadaNya dan MengasihiNya. Dan tindakan percaya dan mengasihi yang mereka lakukan dilakukan dalam sukacita dan kegembiraan karena mereka menyadari akhir perjalanan kehidupan mereka adalah keselamatan jiwa mereka.

Saudara/i-ku yang terkasih,

Kita semua tidak pernah melihatNya langsung. Kita tidak pernah melihatNya berkata-kata secara langsung. Kita tidak pernah menyaksikan tindakan-tindakanNya yang luar biasa secara langsung. Kita juga tidak memiliki pengalaman perjumpaan langsung dengan Yesus yang bangkit sebagaimana yang dialami para murid. Namun Yang kita punya adalah kesaksian  dan pewartaan para rasul. Para pendengar Petrus karena kesaksian dan pewartaan, mereka telah percaya dan mengasihi Yesus dalam hidup mereka. Kita tidak kalah dengan para pendengar rasul Petrus. Keadaan kita sekarang adalah keadaan orang yang percaya dan mengasihi Yesus karena pendengaran kita. Kita percaya kepada Yesus dan mengasihi karena kita mau mendengarkan kesaksian dan pewartaan tentangNya dalam kehidupan kita. Pertanyaannya adalah apakah kita sekarang ini,  bahagia dengan keadaan kita? Kita menyaksian bahwa ternyata hidup ini tidak selamanya menggembirakan. Ada duka, sedih dan tangisan. Ada kegagalan, kesepian, kesendirian, dan kegalauan. Kalau ini kita alami, mari kita mendengarkan nasehat Petrus hari ini: lihatlah semua yang terjadi sebagai ujian atas iman kita.

Saudara/i-ku yang terkasih,

Ketika Yesus mengatakan berbahagialah, Yesus tidak hanya menunjuk pada kehidupan di dunia ini. Yesus menunjuk kepada kehidupan yang lain, yaitu pada kebahagiaan kehidupan kekal. Jemaat yang mendengarkan surat Petrus berukacita dan bergembira karena hal ini. Tujuan hidup dalam iman jelas untuk mereka yaitu kehidupan kekal. Dalam bahasa surat Petrus dikatakan sebagai kehidupan kekal. Kita harusnya juga memiliki kegembiraan dan sukacita sebagaimana pendengar rasul Petrus. Bergembira dan bersukacita karena kita percaya bahwa arah jalan hidup kita telah pasti yaitu menuju kebahagiaan kehidupan kekal bersaya Yesus dalam kerjaanNya yang abadi.

Marilah kita mendengar senantiasa segala kesaksian dan pewartaan tentang Yesus dalam kehidupan kita, sehingga apa yang dikatakan Yesus berlaku untuk kita juga yaitu berbahagilah mereka yang tidak melihat namun percaya.

Pace e Bene,

Sdr. Soter Reyaan, OFM

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × three =