Renungan Malam Paskah, Sabtu 11 April 2020

Renungan Malam Paskah

Selamat malam paskah para saudaraku yang terkasih,

Allah menciptakan kita dengan cintaNya untuk kebaikan. Ia merencanakan bukan malapetaka atau kejahatan. Ia merencanakan kehidupan, kebaikan dan kebahagiaan bagi kita. Ia menghendaki agar kebahagiaan kehidupan ilahi boleh dialalmi juga oleh kita manusia. Oleh karena itu Ia memberikan kemampuan rohani kepada mansuia agar dengannya manusia berelasi dengan diriNya; menikmati kebahagiaan kehidupan yang ada pada kehidupan ilahi. Kisah penciptaan menggambarkan bagaiamana kita manusia memiliki tempat khusus dalam karya penciptaan Allah. Kita diciptakan secitra dan segambar dengan Sang Pencipta. Kita manusia diberi kuasa untuk menikmati kebahagiaan kehidupan dalam tatanan kebahagiaan sesuai rencana Allah. Taman eden atau taman Firdaus adalah gambaran lingkungan kebahagiaan kehidupan itu. Tidak ada yang kurang; Alllah sang Pencipta menyiadakan segalanya untuk manusia. Di dalam tatatan kebaikan, kebahagiaan kehidupan yang Allah anugerahkan kepada manusia, hanya ada satu hal yang Allah minta untuk tidak disentuh dan dimakan yaitu buah terlarang. Allah tidak memintah sesuatu yang berat. Semua hamparan kebahagiaan boleh dinikmati. Hanya ada satu Batasan. Pohon terlarang itu: pohon pengetahuan akan yang baik dan jahat tidak untuk dinikmati.

Para saudaraku yang terkasih,

Tatanan kebahagiaan kehidupan atau tatanan kebaikan yang Allah anugerahkan kepada manusia ternyata berubah untuk manusia. Ini bukan karena Allah yang membuatnya demikian. Keadaan ini, karena manusia sendiri yang memilih untuk membuatnya demikian. Manusia melanggar Batasan. Tatanan yang ada tidak dihiraukan. Manusia makan buah terlarang itu, dan jadilah kebahagiaan kehidupan menjauh dari kehidupan manusia. Manusia kehilangan arah. Manusia kehilangan pegangan. Jalan kebahagiaan seolah tertutup untuk manusia. Namun dalam keadaan demikian, Allah tak meninggalkan manusia. Manusia yang diciptakan secitra dan segambar dengan Allah, masih tetaplah baik di dalam pandanganNya. Dengan caraNya Allah hendak membawa kembali bangsa manusia kembali untuk hidup dalam tatanan kebahgiaan kehidupan yang sejak awal diperuntukkan untuk manusia. Ia melakukan itu, dengan panggilan Abraham. DenganNya Ia menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa pilihanNya, di mana melalui Bangsa ini keselamatanNya hendak dinyatakan kepada segala bangsa. Abraham menerima panggilan Allah dengan iman, yang luar biasa. Sebuah ketaatan iman anak manusia yang amat luar biasa. Iman yang diharapkan untuk seorang anak manusia dimiliki olehnya. Bangsa ini dirawat dengan campur tanganNya. Ia membebaskan bangsa ini, ketika perbudakan di Mesir. Memilih untusanNya untuk mengerjakan kehendakNya. Di sana ada  Musa dan Yosua. Melalui dua pribadi ini, bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan dan masuk ke tanah terjanji. Menarik bahwa dalam perjalanan menuju tanah terjanji, ada di sana janji kesetiaan. Bangsa Israel berjanji setia menjadi umat Allah, dan dari pihak Allah, Allah akan setia sebagai Allah bangsa Israel. Ada jatuh bangun di sana, namun ada yang menarik adalah ketika Yosua memberikan tantangan kepada bangsa Israel, untuk silakan menilangglkan Yahwe dan memuja allah-allah lain, orang Israel sepakat bahwa jauhkanlah dari kami allah-allah lain. Orang Israel kembali menyadari bahwa Allah yang benar dan pantas dipuji adalah Allah sang Pencipta dan Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Perbudakan.

            Jalan kembali kepada penyembahan kepada Allah dalam seluruh hidup terus dipelihara dengan cara Allah. Melalui kehadiran para nabiNya, keadaan kepada kebahagiaan kehidupan selalu dirawatNya. Pada akhirnya Ia menyerahkan PutraNya datang kepada sejarah manusia dalam kehidupan bangsa Israel. Cara Allah Bapa melalui PutraNya ini, cara yang luar biasa. Ia menunjukkan dengan seluruh keberadaanNya cara berada dan bertindak yang seharusnya seorang anak manusia harus melaluinya. Pada tanganNya hanya ada kehendak BapaNya. Ia mememgang kehendak Allah, Ia memeluk kehendak Allah dan dijadikan makananNya setiap hari. Ia melakukannya melalui kata-kata yang keluar dari mulutNya, melalui sikap yang diperlihatkan maupun dengan tindakan-tindakan yang diambil. Di atas semua itu, hanya ada satu yang selalu dibuatNya: melakukan kehendak Allah. Bangsa Israel telah menunjukkan bagaimana menaati dan setia kepada Allah dan di dalam Diri Sang Putra, jalan ketaatan dan kesetiaan itu mendapat kesempurnaannya yang paripurna.

Para saudaraku yang terkasih,

Salib Tuhan menunjukkan secara sangat luar biasa jalan ketaatan dan kesetiaan yang hilang pada manusia pertama. Taman Getzemani dilaluiNya. Cobaan untuk meninggalkan kehendak Bapa dilaluiNya. Memang berat jalan yang ada di depanNya namun Ia memilih untuk tetap dalam kesetiaan dan ketaatanNya. Pilihan untuk melaksanakan kehendak BapaNya sampai Akhir. Pilihan ini, jelas bukanlah untuk kebaikan diriNya. Pilihan ini hanya karena cintaNya. Ia mau membawa kembali keadaan kebahagiaan kepada manusia, para sahabatNya. Ia membuka kembali harapan kepada kebahagiaan. Ia menanam kembali dalam sejarah umat manusia bahwa kebahagiaan dalam Allah dapat kembali dialami oleh setiap orang.

Mari kita menanti Hari Paskah yang cerah yang akan kita rayakan esok hari dengan sukacita. Semoga esok, Yesus yang bangkit sungguh meraja dalam diri kita, sehingga jalan kesetiaan dan ketaatan Yesus boleh menjadi jalan kita dalam kehidupan kita setiap hari. Bersama Yesus semoga dalam hidup kita, pilihan kita adalah pilihan untuk selalu ada pada jalan cinta. Cinta kepada Allah dan kepada sesama dalam seluruh hidup kita dengan memeluk erat kesetiaan dan ketaatan. Alleluia.

Pace e Bene,

Sdr. Soter Reyaan, OFM

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six − 3 =