Renungan Kelana Sabda, Senin 18 Desember 2023
Ketulusan Hati
Hari Biasa Khusus Adven
|
|
Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25. BcO Yes. 47:1-15 |
|
Warna Liturgi Ungu |
Bacaan-bacaan hari ini, kita diajak untuk merenungkan tentang nilai ketulusan hati yang dipraktekkan oleh Yusuf. Dalam bacaan pertama, dijanjikan bahwa akan lahir seorang yang berlaku adil yang berasal dari keturunan Daud. Orang yang dimaksud oleh nabi Yeremia adalah Yesus. Firman Tuhan ini muncul lantaran situasi bangsa Israel yang lebih banyak berbuat jahat di mata Tuhan. Kemudian, dalam Injil hari ini, kita mendengar bagaimana sikap seorang Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung, ia tergerak untuk meninggalkan Maria tetapi pada akhirnya, ia bertanggung jawab setelah mendengarkan dari pewahyuan Tuhan melalui mimpi. Ia lebih memilih taat pada rencana Allah, meskipun dia bisa menolak-Nya. Tetapi itu tidak dilakukannya.
Kita dapat belajar dari sikap Yusuf yang tulus hati untuk tidak menjelekkan Maria tunangannya. Ia tidak menambah beban kepada Maria yang sedang kesusahan atau dicap buruk oleh masyarakat. Maria saat itu sedang kesusahan karena ia sedang mengandung namun ia belum bersuami. Sering kali terjadi bahwa ada orang di sekitar kita yang diketahui berbuat hal semacam itu. Kita malah menyebarkan beritanya. Ini terjadi karena kita kurang mengontrol diri kita untuk tidak memfitnah orang lain. Oleh karena itu, kita dapat belajar dari Yusuf yang dengan tulus hati mau membantu persoalan yang sedang terjadi. Tulus hati yang sederhana dapat kita lakukan adalah tidak menyebarkan fitnah atau menceritakan kelemahan/dosa orang lain kepada siapa pun yang kita jumpai. Tetapi kita mesti turut membantu orang yang sedang kesusahan tersebut. Kita mohon Roh Kudus untuk membantu dan selalu mengingatkan kita akan pentingnya memiliki hati yang tulus. (H.B)
Pace e bene