Renungan Kelana Sabda, Rabu 06 Desember 2023

Keiklasan

Bacaan hari ini menggambarkan kepada kita tentang arti keiklasan. Kita sebagai makhluk  sosial  jika ingin melakukan sesuatu maka, ada suatu motif yang tersembunyi di belakangnya. Salah satu motifnya ialah ingin dihargai oleh orang lain. Hal itu sudah menjadi  kebiasaan yang tertanam dalam diri kita masing-masing. Motif ingin dihargai ini, seperti berbuat sesuatu yang baik agar dihargai oleh orang lain. Nah inilah yang disebut dengan motifasi yang tersembunyi.

Injil hari ini mengingatkan kepada kita untuk melakukan sesuatu itu dengan iklas tanpa mengharapkan suatu penghargaan atau imbalan. Jika kita berbuat baik kepada orang yang mudah untuk membalas kebaikan kita, maka kita akan merasa bahwa kita dihargai dan apa yang muncul disitu, tentunya unsur kesombonganlah akan muncul. Namun bagaimana dengan orang yang tidak mampu, terkadang kita tidak ingin membantu mereka. Nah karena keingin dihargai oleh orang lain inilah Yesus memberitahukan kepada orang Farisi yang mengundangnya untuk makan siang di rumahnya. Dalam suatu perjamuan, jika ingin mengundang, undanglah orang yang miskin, cacat lumpuh dan butam, bukan keluarga, tetangga dan orang yang kaya. Maksud-Nya iyalah jika kita membantu mereka yang tidak mampu, maka  kita mulai belajar untuk iklas memberi kepada mereka yang tidak mampu. Jika sudah iklas memberi, maka kita tidak terikat dengan apa yang kita beri. Tetapi justru sebaliknya, saat kita memberi kepada keluarga dan sahabat kita. Tentunya kita menharapkan suatu balasan daripadanya. Nah disitu kita tidak iklas dan tentunya kita masih terikat dengan apa yang kita miliki. Mari kita belajar untuk iklas memberi, sebab dengan iklas kita memberi maka Tuhan sendiri yang akan membalas dengan cara-Nya yang penuh dengan misteri. (SS)

Pace e bene