Renungan Harian Kelana Sabda, Senin 11 Maret 2024
Tindakan Penyembuhan
Hari Biasa
Pekan IV Prapaskah |
|
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54. BcO Im 16:2-28 |
|
Warna Liturgi Ungu |
Pegawai istana, kali ini memohon bantuan kepada Tuhan. Satu hal yang bagi saya tidak lazim, karena kalau mau dilihat, pada zaman itu, pegawai istana mungkin agak bangga dengan kedudukannya. Tetapi menarik bahwa dia datang dan mengatakan, “Tuhan datanglah sebelum anakku mati.” Suatu kalimat yang menggambarkan pengharapan dalam ketakutan tetapi juga berharap ada jawaban yang pasti dari Tuhan. Tuhan kemudian mengabulkan permohonannya dan anaknya sembuh.
Dalam kehidupan kita, terlebih dalam dunia yang makin modern ini, manusia cenderung untuk tidak meminta bantuan kepada sesama. Ada gengsi, apalagi saya sudah punya status yang besar, kedudukan tinggi, punya power dan punya segalanya. Dan ketika minta bantuan, rasa macam aneh sekali. Budaya minta tolong juga mulai pudar, semuanya bisa sendiri kok. Itu jawaban yang sering kita dengar. Tetapi ada saat dimana kita lemah, jatuh, tidak berdaya. Di situ kita tahu bahwa gengsi, malu karena menjaga status, itu hal yang akan menyiksa kita. Belajarlah dari pegawai istana, dia punya kerendahan hati, Tuhan ko bisa datang kas sembuh sa pu anak ka? Kita punya segalanya, tinggal dalam “istana” tetapi segalanya tidak menjamin kebahagiaan kita. Dalam situasi itu, kita akan sadar bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. (NB)
Pace e bene