Renungan Harian Kelana Sabda, Selasa 5 Maret 2024
Pengampunan yang Dilandasi Kasih
Hari Biasa
Pekan III Prapaskah |
|
Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9; Mat. 18:21-35. BcO Kel 32:1-6.15-34 |
|
Warna Liturgi Ungu |
Betapa besar kasih Tuhan kepada kita, sehingga kita masih dipertemukan lewat renungan hari ini. Hari ini kita diajak untuk memahami kasih lewat pengampunan. Mengampuni adalah bahasa yang mudah diucapkan, namun sulit dilakukan. Mengapa demikian? Mengapa begitu sulit untuk mengampuni? Mengampuni bukan soal konsep dimana suatu saat kita juga akan diampuni oleh orang lain, melainkan mengampuni soal relasi antara kita dengan Tuhan Allah. Kita diajak untuk mengampuni karena kasih. Artinya bahwa mengampuni harus berlandaskan kasih. Jika kita mengampuni orang tidak berdasarkan kasih, sia-sialah pengampunan yang kita ucapkan kepada orang lain.
Kisah yang diperdengarkan dalam bacaan Injil mau menunjukan bagaimana orang hidup tidak berdasarkan kasih, padahal kasih itu ada dalam diri setiap manusia, yang merupakan suatu anugerah dari Tuhan. Tuhan menanamkan kasih dalam diri kita agar kita mampu melakukan segala sesuatu yang baik, salah-satunya adalah mengampuni. Maka sebenarnya mengampuni itu tidak begitu sulit jika orang pernah mengalami kasih dan pengampunan. Dan itu dibuktikan seorang raja dalam bacaan hari ini. Yang menjadi penting untuk kita ialah jika kita mengasihi dan mengampuni orang lain di dunia ini, maka Tuhan Allah pun akan melakukan hal yang sama kepada kita manusia. Jangan kita melihat orang lain sebagai musuh, tetapi lihatlah orang lain sebagai saudara, sebagai patner, sebagai teman dalam hidup kita. Maka kita tidak akan sulit untuk mengampuni orang lain. Semoga kita dianugerahi kemampuan untuk bisa mengampuni orang lain dengan kasih. Sebab dengan kasihlah pengampunan itu menjadi berkat untuk orang lain dan berkat untuk diri kita sendiri.
Pace e Bene