Renungan Harian Kelana Sabda, Selasa 19 Maret 2024
Tuhan Mempunyai Rencana
HARI RAYA
ST. YOSEF, SUAMI SP. MARIA |
|
2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a atau Luk 2:41-51a. . BcO Ibr 11:1-16. |
|
Warna Liturgi Putih |
Dalam kehidupan manusia yang penuh dengan mesteri di dunia ini bukanlah secara kebetulan, tetapi semua yang terjadi atas kehendak Tuhan. Begitu pun pristiwa yang dialami Bunda Maria dan St. Yosef dalam bacaan Injil yang kita renungkan bersama hari ini, semuanya terjadi atas rencana Tuhan. Dalam bacaan Injil hari ini berbicara tentang malaikat yang datang dalam mimpi St. Yosef dan menyuruh untuk mengambil Bunda Maria menjadi istrinya. Tetapi sebelum masuk dalam pristiwa ini terdapat beberapa ayat sebelumnya yang tercantum tentang Silsilah Yesus Kristus, dari Abraham sampai pada Yesus Kristus. Terkadang kita ragu dan tidak percaya bahkan menganggap semuanya hanya kebetulan. Ketika kita membaca dan merenungkan ayat yang sebelumnya tadi, disitu kita akan sadar bahwa kehidupan kita manusia di dunia ini sesungguhnya sudah direncanakan oleh Tuhan sebelum manusia itu dilahirkan.
Peristiwa yang dialami dalam kehidupan bunda Maria dan St. Yosef terjadi atas kehendak Tuhan. Bunda Maria dan St. Yosef sudah direncanakan oleh Tuhan untuk masuk dalam rencana karya kenyelamatan manusia. Tentunya dalam karya keselamatan itu bukan suatu hal yang mudah untuk ditanggung oleh manusia, tetapi mempunyai resiko yang sanggat tinggi. Kitapun tahu bahwa hadiah yang diberikan untuk Bunda Maria dan St. Yosef dari karya keselamatan itu hanya memendam rahasia bahwa “anak yang ada dalam kandungannya adalah Roh Kudus”, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Maha Tinggi”. Begitu pun dalam kehidupan kita semuanya sudah direncanakan oleh Tuhan. Baik itu lahir, susah, dan senang dalam hidup sampai pada akhirnya kembali kepada pangkuan Tuhan. Yang perlu kita perbuat dalam menghadapi hal ini adalah mengambil sikap bunda Maria yang penuh dengan kerendahan hati menjawab atas panggilan hidup yang diberikan Tuhan “terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”. Menjawab “ya” berarti siap untuk mempertanggunjawabkan atas jawabaan “ya” itu.
Pace e Bene