Perayaan Syukur Persaudaraan Fransiskan di Papua

Persaudaraan Fransiskan di Papua senantiasa bermetamorfosis mencapai kedewasaannya.

Tepat pada 14 September 2017 Persaudaraan Fransiskan di Papua definitif menjadi Provinsi St. Fransiskus Duta Damai. Peristiwa penting ini ditandai dengan Pembacaan Dekrit Minister General, Sdr. Michael Pery OFM oleh Delegatus General, Sdr. Piet Bots OFM di Rumah Retret Santa Klara Sentani, Papua pada pukul 17.00 waktu Papua.

Terlihat hadir menyaksikan peristiwa bersejarah ini Mgr. Leo Laba Ladjar OFM (Uskup Jayapura). Peristiwa bersejarah ini berawal dari kisah 6 saudara fransiskan (Pater Zeno Moors, Pater Fulco Vugts, Pater Philippus Tetteroo, Pater Nerius Louter, Pater Saturninus van Egmond dan Bruder Sebastian Vendrig) yang berlayar dengan kapal Jan Pieterszoon Coen pada 29 Desember 1936 menuju tanah misi Ternate, Bacan, Tidore, Halmahera, Papua bagian utara, Kepala Burung, Babo, Kokas, Fakfak dan Mimika.

Mereka tiba di Jawa pada 29 Januari 1937 dan kemudian berlayar ke Tual melalui Makasar. Dari Tual mereka tersebar. Ada yang ke Ternate. Loueter dan Tetteroo mendarat di Kaimana pada 18 Maret 1937 sebelum ke Fakfak dan Babo. Van Egmond dan Vugts tiba di Manokwari pada 20 Maret 1937. Sejak 1 April 1937 surat peralihan wilayah Kepala Burung dari MSC ke OFM ditandatangani. Kemudian pada 24 Februari 1969 muncul Intsruksi dari Roma yang mengakhiri ius commisionis pelaksanaan karya misi sehingga wilayah misi diserahkan oleh Ordo kepada Keuskupan dan Ordo mendapat mandat dari Keuskupan untuk bekerja di wilayah tertentu dengan suatu kontrak.

Pada 1 Oktober 1973 Pimpinan OFM Irian Jaya menandatangani mandat dari Keuskupan Jayapura. Sejarah baru muncul saat Fransiskan di Papua menjadi custodia dependens ke Provinsi St. Mikael Malaekat Agung Indonesia pada 29 November 1987. Peristiwa ini dirayakan pada 18 Maret 1987 di Wamena.

Perjalanan masih berlanjut saat Fransiskan di Papua menjadi custodia independens pada tahun 2008 hingga akhirnya menjadi Provinsi.

Peralihan menjadi Provinsi ini ditandai dengan Sidang Provinsi St. Fransiskus Duta Damai yang pertama yang berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 21 September 2017 di Rumah Retret Santa Klara, Sentani. Sdr. Piet Bots OFM hadir sebagai Delagatus General. Dan Sdr. Mateus Batubara OFM dari Provinsi St. Mikael Malaekat Agung Indonesia hadir sebagai Fasilitator Sidang. Tiga puluh empat saudara hadir sebagai peserta Sidang. Sidang ini menjadi moment penting untuk peletakan fondasi Provinsi baru. Sepanjang satu pekan para saudara berdiskusi seputar tema, “Saudara-Saudara Dina di Zaman Kita : Menjadi Saudara Dina yang Berkarakter, Membangun Persaudaraan yang Tangguh, Berevangelisasi ke Pinggiran”.

Sidang Provinsi ditutup dengan pemilihan dan sekaligus pelantikan Dewan Pimpinan Provinsi yang baru pada 20 September 2017. Perangkat Dewan Pimpinan yang baru yaitu : Minister Provinsi (Sdr. Gabriel Ngga OFM), Vikarius (Sdr. Aloysius Rusmadji OFM), Definitor Provinsi (Sdr. Gonsalit Saur OFM, Sdr. Konstantinus Bahang OFM, Sdr. Soter Reyaan OFM, dan Sdr. Elias Logo OFM). Seluruh rangkaian bersejarah ini dimahkotai dengan Perayaan Ekaristi pada 21 September 2017 di Ruang Auditorium Rumah Retret Santa Klara, Sentani.

Perayaan syukur ini dipimpin langsung oleh Mgr. Leo Laba Ladjar OFM. Perayaan syukur ini menjadi meriah dengan pengikraran profesi meriah Sdr. Elias Hardiman OFM pada saat yang bersamaan.

Kontributor: Matius Batubara, OFM

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 2 =