Mencintai Persaudaraan
Rekoleksi saudara Muda terjadi pada, Sabtu 21-22 Oktober 2023. Rekoleksi ini diadakan di aula OFS, Rumah Sang Surya (pendalaman materi) dan berlanjut di kali Dosai (sharing). Peserta rekoleksi adalah Saudara Muda Fransiskan yang tinggal di komunitas Asisi dan komunitas Sang Surya dan pembimbing rekoleksi sendiri, yakni Sdr. Wandi Raya, OFM
Sdr. Wandi Raya, OFM menyajikan tema yang begitu menarik tentang Mencintai Persaudaraan. Menjadi bagian dari persekutuan atau persaudaraan Allah Trinitas yang terwujud dalam persaudaraan FDDP. Dengan bertolak dari SurOr 1-13. Hal-hal penting yang disampaikan oleh Sdr. Wandi Raya, OFM adalah, Persaudaraan kita terinspirasi dari persekutuan Allah Trinitas, sebagaimana bapa Fransiskus menyapa Allah Trinitas dalam awal suratnya dan sekaligus menekankan ciri-corak dari persaudaraan ini. Maka, hendaknya persekutuan ini jugalah yang menjiwai setiap Saudara. Kepada saudara-saudara muda diharapkan agar dapat mencintai persaudaraan ini, yang menjadi ibu, yang mengasihi dan mengasuh anaknya, yang membesarkan, membentuk, membina, membiayai, memfasilitasi, menyekolahkan saudara-saudara. Mencintai persaudaraan atau memiliki persaudaraan, juga akan membuat saudara memberi diri, aktif, terlibat, peka dan betah tinggal di komunitas.
Spirit yang yang boleh ditimba dalam rekoleksi ini ialah belajar dari persekutuan Allah, sambil memohon rahmat dari-Nya untuk mencintai persaudaraan, menaruh hormat kepada Tuhan dalam Ekaristi, mengindahkan perintah Tuhan dan bertekun dalam ketertiban dan ketaatan suci yang telah kita janjikan.
Minggu, 22 Oktober rekoleksi dilanjutkan dengan sharing di kali Dosai. Saudara-saudara dibagi dalam kelompok-kelompok untuk ber-sharing. Suasana alam di kali Dosai menghantar saudara-saudara dalam membagikan refleksi tentang mencintai persaudaraan atau persekutuan. Setelah sharing, kegiatan dilanjutkan dengan santap siang dan mandi-mandi, menikmati indahnya karya Sang Pencipta.
Refleksi.
Mencintai adalah usaha untuk terus berada dalam iklim itu secara terus menerus. Kendati ada saat dimana, saya kehilangan cinta. Kehilangan cinta itu kemudian membuat saya mudah melihat dengan kacamata bukan cinta. Namun, pencinta adalah pelaku. Dan pelaku adalah pencari yang terus menerus. Mengutip apa yang dikatakan Khalil Gibran, cinta adalah keutamaan ilahi, dimana dengan cinta itu manusia melihat segala sesuatu dengan mata yang Ilahi. Maka hal yang perlu dibuat adalah, terus menjalin relasi dengan Tuhan. Dengan relasi ini, saya dapat mencintai seperti Tuhan mencintai. Harapannya, semoga dengan rekoleksi ini, para saudara dibantu untuk terus mencintai “Ibu” persaudaraan yang mengasuh kita dengan kasih-Nya. Pace e bene.
Penulis : Sdr. Nusry, OFM
Editor : Admin