Selamat Jalan Sdr. Amatus…

Pastor yang ramah ini pergi terlalu cepat….

Sdr Amatus Mil OFM menghembuskan nafas terakhir di RS Dok 2 – Jayapura hari Sabtu, 6 Januari 2018 pukul 17.55 waktu Papua. Sang gembala yang ramah ini telah pergi untuk selamanya. Berita ini mengejutkan semua saudara karena terasa begitu cepat dan karena hari itu baru saja umat Katolik di Jayapura memperingati 7 hari kematian pastor Andreas Trismadi Pr, pastor paroki Abepura. Saudara Amatus sudah lama menderita sakit ginjal. Ketika diperiksa di Surabaya tahun 2014 ditemukan kerusakan yang parah. Dokter memberinya obat yang harus diminumnya setiap hari. Rupanya dari sini kondisi Amatus mulai menurun. Ketika ia tak lagi telaten meminum obat, ginjalnya semakin parah. Pada awal bulan Oktober 2017 ia masuk RS Caritas, Timika, tetapi karena parah ia harus dirujuk ke RS Sint Carolus Jakarta tanggal 12 Oktober 2017. Ia harus menjalani cuci darah. Karena keracunan darah ia sering cemas dan kesadarannya kadang-kadang menurun. Beberapa saudara harus berangkat ke Jakarta untuk menjaganya, bersama keluarga Amatus di Jakarta dan kenalan dekat, ibu Henny Dugis. Pada awal Desember Sdr Amatus tampak membaik. Ia keluar dari rumah sakit, latih berjalan dan karena tampak sudah kuat diputuskan untuk kembali ke Papua. Pada tanggal 18 Desember 2017 ia tiba di Jayapura dan beristirahat di Biara St. Antonius – Sentani. Setelah tahun baru, pada tanggal 4 Januari 2018 Sdr Amatus merasa demam dan kondisinya berubah. HB-nya menurun dan lekositnya naik. Ia masuk rumah sakit Dian Harapan, Waena. Karena jadwal cuci darah, ia dirujuk ke RS Dok 2 – Jayapura, didampingi Br Agus Adil. Selain cuci darah ia harus mendapat donor darah karena HB rendah. Para frater bergolongan darah B mendonorkan darahnya sekaligus mendampingi Amatus selama proses cuci darah. Proses cuci darah berlangsung baik. Sesudah cuci darah ia tidak mendapat tempat untuk perawatan karena ruang ICU dan ruang rawat penuh semuanya. Ia dipasangkan ventilator dan  dititipkan di ruang UGD yang terbuka. Patut disesalkan bahwa Sdr Amatus tidak didampingi dokter dan tidak ada tindakan medis selama di UGD. Ia berada di sana satu hari satu malam. Dia dijaga oleh saudarinya Ivon dan oleh beberapa frater OFM. Pada keesokan harinya, hari Sabtu, pukul 16.00 ia mendapat ruang VIP. Kondisinya sangat menurun dengan tekanan darah 80/40, kesadaran menurun dan penuh cairan pada mulutnya. Rupanya cairan sudah memenuhi paru-paru sehingga ia kekurangan oksigen. Sampai pada saat itu ia belum mendapat dokter yang menanganinya. Kesadarannya semakin berkurang dan pada pukul 17.55 ia berhenti bernafas. Pada malam itu juga jenazahnya dibawa ke Biara Antonius Sentani untuk disemayamkan di aula kecil.

Saudara Amatus Mil dilahirkan di Raka, Flores 18 Juli 1961, sebagai anak 3 dari delapan saudara. Kedua orang tua sudah meninggal. Tahun 1970 ia masuk SDK Bonggera – Dombu dan meneruskan pendidikan di SMP Katolik Nangaroro tahun 1976. Tamat dari sana ia masuk KPP Seminari Hokeng tahun 1979 dan kemudian SMAK Seminari Mataloko. Setelah tamat tahun 1984 ia melamar menjadi OFM dan mengikuti pendidikan di postulat Pagal, Manggarai. Dari sana ia meneruskan masa novisiat di Novisiat Transistus Depok – Jawa Barat sampai dengan profesi pertama tanggal 15 Juli 1986. Setelah novisiat ia mengikuti kursus kateketik di Atmajaya sambil membantu mengajar di SD di Jakarta. Tahun 1987 ia berhijrah ke Papua dan mengikuti kuliah S1 di STFT Fajar Timur. Selesai S1 ia menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral di Stasi Welesi – Wamena. Pada tanggal 15 Agustus 1992 ia mengucapkan kaul kekal di Gereja St. Fransiskus Asisi – APO. Ia meneruskan pendidikan persiapan imamat di PS Fajar Timur dan ditahbiskan diakon pada bulan Juli 1994. Ia menjalani praktik diakon di paroki Waghete tahun 1994-1995. Pada tanggal  18 Juni 1995 ia ditahbiskan imam di Paroki Sang Penebus, Sentani. Sebagai imam muda ia ditempatkan di Waghete dan kemudian tahun 1996-2002 dipindahkan ke Paroki Enarotali. Pada tahun 2002 ia dipindahkan ke Moanemani sampai tahun 2005 sebelum dia dipindahkan ke Bade. Di Bade ia berkarya sampai tahun 2009. Ia dipindahkan ke Paroki Sentani sampai tahun 2015. Dari tahun 2015 sampai wafatnya ia  menjadi pastor rekan di Mapurujaya.

Sdr Amatus Mil terkenal ramah dan supel. Ia gampang bersahabat dengan siapa saja, selalu senyum dan berwajah ceria. Tidak mengherankan begitu banyak pelayat yang datang pada hari kematiannya. Ketika disemayamkan di Sentani umat Sentani yang pernah digembalanya datang dan berjaga sepanjang malam. Misa requiem hari minggu ditanggung oleh paroki Sentani. Demikian juga seluruh keperluan, konsumsi, snack dan tenda disediakan oleh kenalan dan umat paroki Sentani, Misa pelepasan dilangsungkan di aula besar st. Klara pada tanggal 8 Januari 2018 jam 12.00, dipimpin oleh Uskup Alo Murwito OFM (Uskup Agats) dan minister provinsial. Pada akhir misa seluruh keluarga fransiskan memberi penghormatan terakhir dengan menyanyikan Gita Sang Surya dan Berkat Fransiskus. Setelah semua umat memberi penghormatan terakhir, jenazahnya diarak ke kuburan fransiskan untuk dikuburkan di sana.

“Ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh 11:26)

Sdr Amatus yang terkasih, beristirahatlah dalam damai!

Foto-foto


Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + 6 =