Renungan Harian Kelana Sabda, Senin 1 Juni 2020
Kis, 1:12-14.
Yoh. 19:25_34
Maria Bunda Gereja
Saudara-saudara yang terkasih. Hari ini gereja universal merayakan peringatan Santa Perawan Maria sebagai Bunda Gereja. Maria sebagai Bunda Gereja diarayakan secara khusus pada Senin pertama setelah perayaan Pentakosta. Perayaan ini diharapkan untuk mendorong gereja supaya selalu merasa memiliki seorang ibu, dan sekaligus memiliki rasa hormat yang sejati kepada Bunda Maria.
Saudara-saudara yang terkasih. Lukas penulis Kisah Rasul, dalam bacaan pertama hari ini, memperlihatkan kepada kita, apa yang dilakukan oleh para murid ketika ditinggalkan oleh Sang Guru, yaitu Yesus Kristus. Setelah Yesus terangkat ke Surga, mereka membangun gaya hidup baru yaitu hidup bersama dan di dalam hidup bersama itu, mereka sehati sejiwa, bertekun dalam doa dan di dalam kebersamaan itu, Maria, Ibu Yesus juga ada.
Injil Yohanes menampilkan suatu dramatisasi hidup Yesus pada saat mendekati kematian-Nya. Sebelum wafat, Yesus berpesan kepada Maria ibu-Nya, supaya ia menjadi ibu bagi para murid. Selain itu, Yesus berpesan kepada para murid supaya mereka menerima Maria sebagai ibu.
Saudara-saudara Injil hari ini, membantu kita untuk memahami bahwa peran Maria dalam Gereja sangatlah penting. Josep Ratzinger (paus Benediktus XVI) mengatakan: kalau kita berbicara mengenai kebenaran tentang Kristus, kebenaran tentang Gereja dan kebenaran tentang manusia, maka kita harus kembali kepada Maria. Maria adalah figur yang memperlihatkan rahmat yang bebuah, figure yang mewujudkan harapan akan Mesias, penyelamat yang datang ke muka bumi. Dengan demikian, maria merupakan pribadi yang penting dalam iman dan gereja.
Saudara-saudara yang terkasi. Maria adalah tanda iman dan tanda harapan. Ia menjadi tanda iman dan harapan, terutama oleh karena hidupnya yang suci. Ia memberi tempat bagi Tuhan dalam hatinya. Dirinya adalah kenisah bagi Allah. Dengan berkat kuasa Roh Kudus, Maria menerima Kristus dalam rahimnya, ia menjadikan dirinya sebagai tempat yang menghadirkan Allah di dunia. Maka di sini, iman adalah kekuatan dan dasar bagi hidup Maria, Beriman kepada Allah memampukan dia untuk melakukan kehendak Allah.
Saudara-saudara yang terkasih. Katika Yesus berkata kepada Maria “Ibu, inilah, anakmu! Kata-kata ini memiliki makna yang sangat penting. Yesus mengangkat Maria untuk menjadi ibu bagi umat beriman termasuk kita orang yang percaya, ibu bagi Gereja umat Allah. Ia selalu dan senantiasa mengasihi kita sebagaimana seorang ibu yang mengasihi anak-anaknya. Melalui kata-kata Yesus ini, meyakinkan kita bahwa, Maria sungguh-sungguh hadir dalam persiarahan Gereja dan umat Allah di duni ini.
Kemudian, Yesus berkata kepada murid-Nya,”Inilah ibumu! Yesus meminta kepada para murid, juga kepada kita, supaya menerima Maria sebagai ibu, sebagai telandan hidup, teladan iman dan teladan kerendahan hati serta taat pada kehendak Allah.
Saudara-saudara. Mari kita belajar dari Bunda Maria. Bunda Maria merupakan teladan iman. Ia hidup seturut kehendak Allah dan taat pada-Nya. Semoga dengan iman, serta taat pada Allah, membuat kita mampu melahirkan nilai-nilai kebaikan serta menjadi saluran rahmat Allah bagi sesama.
Pace e Bene,
Sdr. Ambrosius Weke, OFM