Renungan Harian Kelana Sabda, Minggu, 31 Mei 2020
1Kis 2:1-11
1Kor 12:3b-7.12-13
Yoh 20:19-23
Roh Kudus Telah Dicurahkan
Roh Kudus, yang dicurahkan kepada para Murid yang kita rayakan pada hari ini, memberanikan para murid untuk bersaksi melalui pewartaan mereka tentang Tuhan Yesus, yang lahir, hidup, sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan umat manusia. Yang menarik adalah bagaimana kita mendengar reaksi mereka yang mendengar pewartaan para Murid. “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea?” Pertanyaan ini muncul karena, walaupun para murid orang Galilea namun apa yang mereka wartakan dapat ditangkap oleh semua yang mendengar mereka yang berbeda bahasa. Inilah mukjizat pentakosta. Roh Kudus yang menerangi para Murid menjadikan mereka mampu berbahasa yang dapat membuat orang dari bangsa yang berbeda dapat memahami mereka.
Mukjizat hari ini, menyadarkan kita, bahwa Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada kita harusnya menjadikan kita berani untuk mewartakan tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Dan tidak hanya berani, akan tetapi Roh Kudus, juga menaruh dalam diri kita pengertian yang baik dan benar tentang Yesus Kristus di mana pewartaan kita akan mampu membuat mereka yang mendengar merasa tersentuh. Pendengar para murid yang datang dari berbagai bangsa mengerti pewartaan mereka. Hal ini haruslah juga terjadi dalam diri kita. Apa yang kita wartakan harusnya mampu menyentuh semua mereka yang mendengarkan kita.
Roh Kudus yang dicurahakan kepada kita, menaruh dalam setiap diri kita kemampuan yang diperuntukkan demi pelayanan kesejahteraan bersama. Begitulah yang kita dengar dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Roh yang satu dan sama yang dicurahkan kepada setiap kita melahirkan dalam diri kita berbagai karunia yang peruntukkannya bukan dengan motiv egoistis akan tetapi selalu dimengerti dalam motiv demi kehidupan bersama, komunitas manusia. Dalam pemahaman ini, setiap pribadi memiliki tempat yang sama dalam komunitas dan kebersamaan. Hal ini dikarenakan kita percaya bahwa setiap orang, siapapun dia memiliki makna dalam kehidupan bersama. Hal ini sebagaimana tubuh kita. Masing-masing anggota tubuh memiliki perannya untuk kebaikan keseluruhan tubuh. Dalam pengertian seperti ini, pesan penting untuk kita adalah bahwa dalam hidup ini kita butuh yang namanya kata kerja sama, kita butuh yang nama kebersamaan, dan kita butuh yang namanya melihat setiap orang adalah penting dalam hidup bersama kita.
Dalam Injil, ada salam damai sejahtera sebelum Yesus menghembuskan Roh Kudus kepada para murid yang diikuti dengan kuasa untuk mengampuni. Kata-kata Injil ini biasanya dihubungkan dengan sakramen pengakuan dosa. Yesus memberikan kuasa melalui hembusan Roh KudusNya kepada para murid untuk kuasa pengampunan. Dengan ini, kita semua diingatkan akan pentingnya sakramen pengakuan dosa. Masing-masing dapat melihat diri, sejauh mana kita sering mengunjungi kamar pengakuan dosa. Terlepas dari pesan Injil ini, untuk sakramen pengakuan dosa, pesan yang ada dalam Injil ini adalah pesan damai sejahtera dan pengampunan. Hal ini mau mengatakan bahwa setiap orang yang telah dicurahi Roh Kudus, berkewajiban membawa pesan damai sejahtera kemana saja pergi. Hidup yang dituntun dan dipimpin oleh Kudus menjadi aneh kalau orang tidak menaruh perhatian kepada damai sejahtera.
Kita semua telah dicurahi Roh Kudus, oleh karena itu, marilah dengan berani mau memberi kesaksian memlalui hidup dan pewartaan kita tentang Yesus untuk orang lain. Dan ingatlah bahwa pewartaan itu harusnlah menyentuh mereka yang mendengarkan. Di sini memang kemudian butuh bahasa yang menyentuh. Kita mungkin tidak butuh menguasai berbagai bahasa. Kita butuh bahsa yang lahir dari pengertian yang baik dan benar tentang Yesus, sehingga apa yang diwartakan memang sungguh menyentuh hidup dan hati orang. Bgeitu juga, kita perlu agar selalu ingat bahwa apapun kemampun yang ada pada kita, hanyalah digunakan dengan baik dan benar jika digunakan bukan untuk kepentingan pribadi akan tetapi juga demi kehidupan bersama. Dan pada akhirnya, mengaku diri orang yang telah dicurahi Roh Kudus, hanya dapat sungguh bermakna jika salam damai sejahtera menjadi pesan utama dalam hidup pribadi dan karya setiap kita. Amin.
Pace e bene,
Sdr. SSR, OFM