Renungan Harian Kelana Sabda, Sabtu 20 Juni 2020

Injil Lukas, 2:41-51

Kekhawatiran Maria dan Yusuf

             Setiap orang tua tidak menginginkan sesuatu terjadi pada anak-anaknya. Sehingga, anak-anak yang umurnya 5-10 tahun tidak akan dibiarkan bermain dengan terlalu lama dan jauh dari jangkauan orang tua. Kekwatiran itu, membuat mereka terus menerus menjaga dan memperhatikan dengan baik, anak-anaknya. Terutama di tengah kerumunan banyak orang, orang-orang tua akan selalu memegang tangan anaknya atau bahkan anak tersebut dinaikkan di atas bahunya. Itu menandakan cinta orang tua kepada anak-anaknya, yang begitu dalam.

            Penginjil Lukas, menampilkan sosok orang tua Yesus (Maria dan Yusuf) sebagai pribadi yang kwatir akan Anaknya (Yesus). Sehingga mereka harus kembali ke Yerusalem untuk mencari Yesus yang tertinggal di Bait Allah. Secara manusiawi, Maria dan Yesus sangat gelisah, takut, bingung dan sebagainya. Mereka takut, apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan pada diri Yesus.

            Penginjil Lukas, menampilkan bahwa Maria begitu takut, gelisah dan bingung dengan pribadi Yesus. Secara manusiawi, Maria menyampaikan kekhawatiran mereka. Namun jawaban yang diberikan Yesus membawa suatu kebingungan kepada orang tuanya akan apa yang dikatakanNya. Dalam keadaan ini kita melihat reaksi yang baik dari Maria ibuNya; Ia menyimpan segalanya dalam hatinya.

            Sikap Maria ini, mau menampilkan bahwa sebagai seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan Yesus, ia hanya menginginkan yang terbaik untuk anakNya. Di sana terlihat kerendahan hati yang tulus sebagai seorang ibu. Sikapnya memperlihatkan hal yang wajar yang ada pada setiap ibu dalam keadaan demikian. Siapa pun dia (Ibu) akan gelisah, bingung dan takut, ketika mengetahui bahwa anaknya hilang dari hadapannya. Ia akan berjuang demi akannya walaupun kadang mungkin salah “ditanggapi” oleh anaknya.

            Semoga kita juga memiliki sikap kekhawatiran dalam kehidupan kita ketika hal-hal berharga hilang dari kehidupan kita, sebagaimana Yusuf dan Maria khawatir karena Yesus tidak lagi bersama mereka. Amin.

Pace e bene,

Sdr. Balthasar Berek, OFM

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 − 10 =