Renungan Harian Kelana Sabda, Minggu 5 April 2020
Bacaan Sebelum Perarakan: Mat. 21:1-11.
BACAAN I: Yes. 50:4-7
MAZMUR: 22:8-9.17-18a.19-20.13.24
BACAAN II: Flp. 2:6-11
INJIL: Mat. 26:14-27:66
Menjadi Pengikut-Nya dengan Totalitas Diri.
Kerajaan Allah terwujud ketika orang mau taat kepada Allah sebagai rajanya. Taat di sini adalah soal kerelaan hati, bukan takut karena dikalahkan, bukan terpaksa karena takut. Karena itulah, untuk membangun kerajaan Allah yang menyelamatkan, Yesus tidak menunjukan kuasa dan kekuatan-Nya, namun kerendahan hati dan kesediaan-Nya untuk melayani. Ia tidak naik kuda dengan senjata lengkap sebagai penakluk, melainkan naik keledai, hewan beban yang siap melayani. Untuk merebut hati manusia, Yesus mengosongkan diri, status-Nya yang mulia sebagai Allah, dengan menjadi sesama kita manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Bagaimana dengan kita murid-murid-Nya? Jalan apa yang kita gunakan untuk ikut membangun kerajaan Allah? Apakah kita mengikuti jalan dunia ataukah jalan Putra manusia yang merendahkan diri, menjadi sesama bagi siapa saja, dan siap melayani? Apakah dalam keluarga, tempat pendidikan, tempat kerja kita suka bersaing dan mengalahkan, atau solider dan siap melayani?
Minggu Palma disebut juga Minggu sengsara karena memulai Pekan Suci yang merupakan puncak hidup dan karya keselamatan Yesus. Marilah kita memasuki Pekan Suci dengan mengosongkan diri dari semangat dan hal-hal duniawi, agar dengan mata dan hati terbuka kita belajar dari Yesus, dan jalan yang ditempuh-Nya, yakni jalan ketaatan kepada Allah, jalan kasih dan pemberian diri tanpa batas. Amin.
Pace e Bene,
Sdr. Hilarius Marian, OFM