Renungan Harian Kelana Sabda, Minggu 12 Juli 2020
Matius, 13:1-23
Kita adalah Tanah yang Baik
Injil hari ini membantu kita untuk menyadari kembali keberadaan kita dalam relasinya dengan Firman Allah/Sabda Tuhan. Sebagai orang-orang yang telah dibabtis kita harus percaya bahwa keberadaan kita adalah sebagaimana dalam Injil hari ini diumpamakan sebagai tanah yang baik. Ketika kita dibabtis, kuasa dosa dan akibatnya tidak lagi menguasai diri kita. Kita dilahirkan secara baru, ada dalam keadaan berahmat yaitu menjadi anak-anak Allah. Kita menjadi anak-anak Allah yang berarti mengambil bagian dalam keputraan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kalau dalam kehidupan kita, kita tidak cukup berbuah yang salah bukan pada keberadaan kita sebagai “tanah yang baik”. Yang salah kiranya ada pada cara kita memberikan pupuk, merawat dan memeliharanya. Gereja Katolik memiliki 1001 macam cara untuk memupuk, merawat, dan memeliharan keberadaan tanah untuk tetap subur sehingga menghasilkan buah itu. Ada sakramen-sakramen. Kita sebut saja sakramen ekaristi dan sakramen pengakuan dosa. Sejauh mana kita merayakan dan mengikuti sakramen ini. Ada pantang dan puasa; sejauh mana kita menghidupinya. Ada retret, rekoleksi, meditasi, kontemplasi, refelski, permenungan; sejauh mana kita menghidupi ini. Ada berbagai macam devosi, adorasi sakramen maha kudus; sejauh mana kita menjalaninya, dan berbagai macam kekayaan cara lainnya.
Saat kita tidak berbuah, yang perlu kita buat adalah rubahlah cara kita merawat dan memberi makan kepada keberadaan kita. Sebagai contoh: kalau selama ini banyak waktu kita gunakan untuk “bergosip ria” ada baiknya waktu itu digunakan untuk “bermenung diri”. Kalau waktu untuk berekaristi disi dengan hanya tidur-tiduran di ruamah berubahlah. Kita adalah orang baik, maka suapaya kita tetap menjadi orang baik, setialah dalam perbuatan sebagai orang baik karena itulah yang merawat dan memelihara kita sebagai orang baik.
Pace e bene,
Sdr. SSR OFM