Renungan Harian Kelana Sabda, Kamis 16 Juli 2020
Matius 11:28-30
Sebenarnya KukNya yang Seolah Pahit itu Sungguh Manis
Kekayaan, kenikmatan, kedudukan, kehormatan dan keuasaan adalah hal-hal yang dikejar oleh manusia. Namun pada kenyataannya semua hal ini tidak menjamin kedamaian dan ketenangan hati. Mereka hanyalah sarana dan bukan tujuan karena itu ketika tempat mereka diletakkan pada tempat yang salah maka bukan ketenangan dan kedamaian yang diperoleh malahan sebaliknya.
Hari ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah jaminan bagi ketenangan hati. Sekilas memang apa yang dituntutNya seolah berat dan tak menarik. Namun Yesus mengingatkan bahwa sebenarnya apa yang dituntutNya adalah enak dan ringan. Santo Fransiskus Asisi mengalami bahwa sebelum pertobatannya, kemiskinan bukanlah cara hidup yang menarik. Pesta-pora adalah cara hidupnya. Namun setelah mengalami sentuhan Yesus dan bertobat, ia mengatakan apa yang tadinya pahit bagiku sekrang berubah menjadi kemanisan. Hidup dalam kemiskinan yang tadinya memuakkan baginya sekarang dipeluknya sebagai suatu kemanisan. Ia mengalami ketenangan hati dan bahagia dengan caranya yang memeluk kemiskinan dalam perjalanan hidupNya di dalam Yesus.
Kadang kita mau hidup sebagai anak zaman. Tidak ada salahnya kalau kita mau menyesuaikan diri dengan situasi kita. Namun, nilai yang kita perjuangkan haruslah jelas. Nilainya harusnya adalah nilai-nilai surgawi/kerajaan Allah. Jangan nilai-nilai duniawi karena jaminan dari nilai-nilai ini berbeda. Yang satunya memberikan ketenangan semu sementara yang satunya memberikan ketenangan yang mampu melahirkan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup kita. Pilihlah untuk selalu memeluk dan membawa nilai-nilai yang Yesus tawarkan untuk kehidupan kita.
Pace e bene,
Sdr. SSR, OFM