Renungan Harian Kelana Sabda, Kamis 14 Maret 2024
Milikilah kasih Allah
Hari Biasa
Pekan IV Prapaskah |
|
Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47. BcO Bil 3:1-13; 8:5-11. |
|
Warna Liturgi Ungu |
Ungkapan dari Paus Fransiskus “Dasar dari perasaan sukacita yang mendalam adalah kehadiran Allah dan mengalaminya dalam hidup setiap hari!”. Pengalaman akan kasih Allah harus menjadi pengalaman hidup kita setiap hari. Artinya, setiap peristiwa yang kita alami di dalam hidup kita harus mengantar kita sampai pada pengalaman akan kasih Allah yang mencintai dan mengasihi kita. Kita perlu menyadari itu.
Sebab, jika tanpa adanya kesadaran akan kasih Allah maka hidup kita hanya sebuah hidup yang dangkal, hidup yang tidak layak untuk dihidupi, hidup yang kehilangan cahaya, hidup yang kerdil, hidup di mana kita tidak mempunyai kasih akan Allah. Sampai pada titik ini, sesungguhnya yang terjadi adalah kita belum sampai pada tahap mensyukuri setiap anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita secara cuma-cuma. Sebab, ungkapan syukur lahir dari sebuah pengalaman akan kasih Allah di dalam setiap peristiwa kehidupan kita.
Ketika kita memiliki kasih akan Allah di dalam hidup kita, maka kita akan menerima Yesus untuk tinggal di dalam hati kita, membiarkan Sabda-Nya menetap di dalam diri dan hati kita. Dalam bacaan injil hari ini, Yesus dengan tegas mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa di dalam hati mereka, sama sekali tidak memiliki kasih akan Allah. “tetapi tentang kamu, memang aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku”. Ketiadaan akan kasih Allah dalam hati inilah yang membuat mereka menolak segala sesuatu yang dikerjakan oleh Yesus. Orang-orang Yahudi, para Ahli
Taurat, menyelidiki Kitab Suci tetapi tidak memiliki hati akan kasih Allah bukanlah itu adalah sebuah kesia-siaan belaka, sebuah kebohongan iman terbesar. Sungguh menjadi jelas bahwa, saat hati terbuka bagi kasih Allah, menerima Allah di dalam hati kita, maka pelita hati kita akan menyala dan bercahaya, sehingga kita tidak akan memalingkan wajah dan hati kita ke lain hati, persis seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel yang memalingkan wajah mereka dari kasih Allah, menyimpang ke arah jalan lain.
Para saudara yang terkasih dalam Kristus Tuhan, mari kita kembali ke dalam ruang hati kita saat ini, apakah di sana ada getaran kasih akan allah sebab kita mengalaminya dalam hidup harian kita? Mari kita ajak juga setiap anggota keluarga dan komunitas kita untuk bisa merasakan dan mengalami secara pribadi kasih Allah yang sungguh mencintai dan mengasihi kita agar segala perbuatan dan karya yang kita lakukan pada hari ini sungguh kita lakukan seturut rencana dan kehendak-Nya. Kita harus membuang jauh-jauh hati yang keras, hati yang tegar, hati yang penuh dengan iri, sombong, dendam, kebencian, kerakusan, napsu dan cemburu agar kasih Allah sungguh mendapatkan tempat yang nyaman dalam hati kita. Isi hati kita harus kita ganti sekarang! Kita minta Yesus untuk isi hati kita dengan kasih-Nya agar kita bekerja bukan untuk mendapat hormat dari manusia melainkan agar mendapatkan hormat dan berkat yang melimpah dari Allah. Mari kita buka hati kita bagi kasih-Nya agar siap melaksanakan kehendak-Nya dengan hati yang tulus. (SO)
Pace e Bene