“Hati yang Baik, Perkataan yang Berarti”
Hari Minggu Biasa VIII
|
|
Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45. BcO 1Kor. 14:20-40 |
|
Warna Liturgi Hijau |
Saudara-saudari terkasi dalam Kristus,
Hari ini kita kembali berkumpul untuk merayakan Ekaristi, mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan, dan mendengarkan firman-Nya. Bacaan hari ini mengingatkan kita tentang pentingnya hati yang baik, perkataan yang jujur, serta bagaimana kita harus hidup dengan sikap rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Semoga firman Tuhan yang kita dengar hari ini menguatkan kita untuk semakin bertumbuh dalam iman dan kasih.
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Dalam hidup sehari-hari kita sering menilai orang lain dari apa yang mereka katakan. Bacaan pertama mengingatkan kita bahwa perkataan seseorang mencerminkan isi hatinya. Orang yang baik akan berbicara dengan kasih, kebenaran, dan kejujuran, sedangkan orang yang hatinya dipenuhi dengan kebencian atau keegoisan akan mengeluarkan perkataan yang menyakitkan.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain. Kita sering melihat kesalahan kecil dalam diri sesama, tetapi lupa melihat kelemahan kita sendiri. Seperti yang dikatakan Yesus, “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.” Ini adalah panggilan bagi kita untuk selalu bercermin sebelum menasihati orang lain, agar kita tidak jatuh dalam sikap munafik.
Lalu, bagaimana agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik? Bacaan kedua memberikan jawabannya: tetaplah teguh dalam iman dan jangan goyah dalam melakukan kebaikan. Hidup kita mungkin penuh dengan tantangan dan kesulitan, tetapi kita percaya bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan maut dan memberikan kita kemenangan. Segala usaha kita dalam kebaikan tidak akan sia-sia jika kita melakukannya bersama Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk memiliki hati yang murni, berbicara dengan kasih, dan tidak mudah menghakimi orang lain. Dengan demikian, kita akan menjadi seperti pohon yang baik, yang menghasilkan buah kebaikan bagi sesama dan bagi kemuliaan Tuhan.
Semoga Tuhan memberkati kita. Amin.