Renungan Harian Kelana Sabda, Senin 19 Februari 2024
Tidak Membeda-Bedakan Status Sosial
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
|
|
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46. BcO Kel 6:2-13 |
|
Warna Liturgi Ungu |
Tidak jarang kita temukan orang membalas kebaikan kepada seseorang karena telah berbuat baik kepadanya dan juga berbuat baik kepada orang yang mempunyai status tinggi. Entah tujuannya untuk dilihat baik atau mungkin berusaha mencari perhatian supaya dirinya diangap mendapatkan penghormatan dari orang yang dilayaninya. Karena pemahaman ini, maka jarang kita temukan orang kaya bergaul dengan orang miskin, sebabliknya orang miskin merasa engan untuk bergaul dengan orang kaya mungkin takut ditolak atau takut di anggap remeh. Hal semacam ini bukanlah sesuatu yang baru.
Dalam perumpamaan-Nya, Yesus juga sering mengangkat hubungan antara orang kaya dan miskin. Hal ini diangkat oleh Yesus karena kebiasan orang Yahudi yang membeda-bedakan status sosial. Dalam Injil-Nya hari ini juga Yesus mengangkat perumpamaan tentang orang yang hina dina. Dalam perumpamaan itu Dia menyebutkan ciri-ciri orang yang tidak punya apa-apa. Dia menempatkan diri-Nya sebagai orang yang hina dina. Karena pemahaman-Nya orang-orang yang mendengarkanya langsung bertanya dengan hal yang sama yang di ucapkan Yesus. Lalu dengan santai Yesus menjawab “Barang siapa menyambut salah seorang dari antara mereka yang hina dina ini dia menyambut aku”.
Dalam pemahaman mereka bahwa yang disebutkan oleh Yesus adalah Yesus sendiri padahal Yesus mencoba untuk merubah cara pandang mereka dalam kehidupan sosial. Karena apa yang disampaikan oleh Yesus bukan soal apa yang engkau dapatkan di dunia tetapi apa yang akan kau dapat di akhirat. Ketika kita melakukan apa yang menjadi pesan Yesus maka terjadilah pula apa yang dijanjikan-Nya “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”.
Pace e Bene