Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, Minggu 26 November 2023

“Kristus: Raja Alam Semesta yang Mendekat dengan Kasih dan Keadilan.”

HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Yeh. 34:11-12,15-17Mzm. 23:1-2a,2b-3,5-61Kor. 15:20-26,28Mat. 25:31-46.
BcO Dan. 7:1-27 atau Why. 1:4-6,10,12-18; 2:26,28; 3:5,12,20-21
Warna Liturgi Putih

Para saudara dan saudariku yang terkasih…

Iman kepercayaan bahwa Yesus adalah raja alam semesta dapat membuat orang menjadi pusing. Jika mencari batas-batas cakrawala yang luas membentang dan berbintang-bintang,  maka ternyata  tidak ada batas. Dan jumlah galaksi dan tata surya itu tak terbilang.  Dalam keseluruhan universum, planet bumi cuma sekeadar sebutir debu saja yang menari-nari dalam seberkas cahaya. Sudah barang tentu, kesadaran bahwa Kristus itu Raja semesta alam ini  tidak mendekatkan Kristus kepada kita. Tetapi Kristus juga punya sisi yang lain. Kaum beriman memandang  Tuhan Allah bukan hanya sebagai Raja alam ciptaan tetapi juga sebagai Dia yang yang tidak menganggap diri-Nya terlalu besar,, terlalu agung,  untuk datang kepada kita di dunia ini. Yesus juga dekat dengan kita. Di tengah-tengah kita.

Para saudara dan saudariku yang terkasih…

Bacaan Injil hari ini menggambarkan sang Kristus yang mendekat. Dengan mahakuasa-Nya Ia membela orang yang terkecil. Kekuatan-Nya adalah kelembutan hati-Nya, rasa perikemanusiaan dan rasa keadilan-Nya.  Ia ingin agar semua orang diperlakukan  dengan adil. Pada akhir zaman Ia juga akan mengadili semua orang dengan adil.

Yesus menyamakan diri dengan orang paling hina. “Apa yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku,” Demikianlah sabda-Nya. “Jika memberi tumpangan kepada orang asing, Akulah yang kamu terima di rumahmu. Kalau mampir di penjara atau berkunjung kepada orang sakit, kamu melawat Aku. Bila menguburkan orang mati, kamu seakan-akan membaringkan Aku di liang kubur supaya orang mati bangkit bersama dengan Daku.”

Para saudara dan saudariku yang terkasih…

Dipandang secara begitu, Yesus dekat sekali. Ia berdiri di antrian super market bersama orang yang menunggu giliran, Ia ikut disuruh dari meja ke meja. Kita bisa melihat Dia di antara orang yang merasa kesepian, nyeri karena sakit sekali. Ia  berada di tengah-tengah orang yang bersalah, yang tidak dimengerti, yang tak berdaya.

Demikianlah narasi tentang Yesus yang boleh kita teruskan. Kita semua mesti menjadi gembala satu sama lain. Tentang itulah pada akhirnya, kita akan dihakimi oleh Anak Manusia, kata Injil hari ini, apabila Ia datang sebagai raja untuk mengadili orang hidup dan orang mati.  Mengabdi kepada Allah terutama berarti mengabdikan diri kepada manusia, kepada orang yang paling membutuhkan uluran tangan kita. Dengan mereka itu Yesus mengidentifikasikan diri. Mereka pun akan memutuskan-bersama Anak Manusia-apakah kita kelak akan termasuk domba atau kambing.

Para saudara dan saudariku yang terkasih…

Semoga Tuhan mengasihani kita, dan memberi kita keberanian dan kekuatan untuk membuat pilihan yang tepat. Kita boleh bersyukur bahwa kasih dan pengampunan Tuhan lebih besar daripada dapat kita bayangkan. Tongkat penggembalaan Yesus bukanlah tongkat pemukul melainkan tongkat penunjuk. Dengan tongkat-Nya itu Gembala Baik menunjukkan jalan,  supaya kita  menempuh jalan yang benar, yaitu ke  arah rumah Bapa-Nya. “Tuhanku gembalaku, tiada aku kekurangan,” demikianlah kita bernyanyi. Jika Dia begitu murah hati, maka marilah kita pun murah hati satu sama lain. Amin.

Pace e bene

 

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twelve − nine =