Renungan Kelana Sabda, Minggu 03 Desember 2023

Menerima Ketulusan, Syukur, dan Kewaspadaan Kasih Tuhan

HARI MINGGU ADVEN I
TAHUN LITURGI BII
Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-191Kor. 1:3-9Mrk. 13:33-37.
BcO Yes. 1:1-18
Warna Liturgi Ungu

 

Para saudara dan saudari yang terkasih…

Bacaan pertama membawa kita pada sebuah dialog doa yang meresap dari ketulusan hati seorang hamba. Dalam keluh kesahnya, terdapat kepedihan yang mendalam dan kerinduan akan pertolongan dari Sang Pencipta. “Bukankah Engkau Bapa kami?” tanya sang hamba dalam kepasrahan yang penuh keyakinan. Dia mengingatkan Tuhan akan janji-Nya sebagai Penebus, sejak zaman Abraham. Namun, di tengah kebingungan dan kesesatan, dia merayu agar Tuhan kembali memandu dan menyelamatkan umat-Nya. Ungkapan ini seperti terukir dalam sehelai kain kesucian yang menghiasi hati seorang hamba yang merindukan cahaya petunjuk-Nya.

Para saudara dan saudari yang terkasih…

Bacaan kedua membawa kita ke dalam suasana syukur. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Korintus bahwa ia merayakan kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah dan Tuhan Yesus Kristus. Dia mencurahkan syukurnya karena karunia Allah yang melimpah dalam Kristus Yesus. Melalui-Nya, jemaat menjadi kaya dalam segala hal, baik perkataan maupun pengetahuan. Ungkapan rasa syukur ini menjadi panggilan untuk hidup dalam pengharapan dan kepastian bahwa Allah, yang memanggil mereka, akan meneguhkan mereka hingga akhir.

Para saudara dan saudari yang terkasih..

Bacaan Injil memberikan kita peringatan tentang kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi hari Tuhan. Kata-kata Yesus dari Injil Markus menjadi pendorong untuk selalu berjaga-jaga, sebab waktu kedatangan-Nya adalah suatu misteri yang hanya Allah yang mengetahuinya. Perumpamaan tentang seorang tuan rumah yang meninggalkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya memotivasi kita untuk selalu siap sedia. Pesan Yesus menjadi seruan universal: “Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” Pesan ini meresapi hati setiap pembaca untuk hidup dalam kewaspadaan dan kesiapan akan kedatangan Tuhan.

Dari ketiga bacaan ini, muncul gambaran bahwa kehidupan rohani penuh dengan dinamika antara kerinduan, syukur, dan kewaspadaan. Renungan ini menjadi panggilan bagi setiap jiwa untuk tetap teguh, bersyukur, dan selalu siap menghadapi setiap kejutan hidup, dengan percaya bahwa Allah adalah Bapa yang penuh kasih dan setia. (M.Y)

Pace e bene

Editor : Admin

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 4 =