Renungan Harian Kelana Sabda, Kamis 21 Maret 2024

Yesus dan Orang Yahudi

Hari Biasa
Pekan V Prapaskah
Kej. 17:3-9Mzm. 105:4-5,6-7,8-9Yoh. 8:51-59.
BcO Bil 20:1-13; 21:4-9
Warna Liturgi Ungu

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang pemahaman yang berbeda antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak ke-Allahan Yesus yang mengatakan diri-Nya untuk utusan Allah. Yesus dipandang sebagai orang asing dan kerasukan setan. Semua  bantahan dan tuduhan itu, Yesus mengatakan jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu pun tidak ada artinya. Bapa-kulah yang memuliakan Aku. Orang Yahudi tetap terpaku pada Abraham secara fisik semata, tanpa tahu kalau Yesus ada di dalam relasi yang mendalam dengan Abraham.

Perbedaan pemahaman  tentang Abraham dari pihak Yesus dan orang-orang Yahudi. Orang Yahudi memahami secara  lahiriah sedangkan Yesus dilihat  dengan sudut pandang  Allah.  Akibat perbedaan itu orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Injil jelas mengatakan kepada kita bila orang tidak mengenal Yesus dan misi-Nya dengan baik dan benar, maka yang terjadi adalah kebencian. Salah pahaman kepada Yesus, karena kita patut menyadari bahwa Yesus adalah satu-satunya dasar untuk mengenal  Allah, melalui Yesus kita dapat memahami kehendak  Allah. Karena itu kita harus memahami sesungguhnya siapakah Yesus? Maka tugas kita sebagai seorang beriman adalah mengenal dan mendalami kehidupan Yesus, terus membangun relasi yang intim dengan Yesus, beriman kepada Yesus tidak hanya saat kita di babtis. Beriman adalah proses yang terus-menerus yang dibangun oleh kita. Untuk semakin mengenal Yesus yang lebih mendalam sehingga kita mampu untuk mewujudkan semangat  Yesus dalam kehidupan kita. Inilah tugas kita. Maka saya mengajak kita semua untuk semakin dekat dengan Yesus dalam doa-doa kita, dalam permohonan kita dalam ibadat dan Ekaristi kita. Temukan Yesus dalam sabda-Nya. Kelemahan kita orang beriman adalah merasa  puas dengan apa yang sudah kita buat. Hari ini Yesus mengajak kita untuk semakin mendalami hidup kita, semakin  mengenal hidup kita supaya kita mampu menghidupi cara hidup Yesus dalam kehidupan kita sehingga banyak orang akan merasakan berkat, pelayanan dan kehadiran kita.

Pace e bene

 

Previous Article
Next Article

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 5 =